Jumat, 06 November 2009

Praktikum VI & X

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai mengatur pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu tempat ke tempat lain. Fungsi peredaran darah adalah mengangkut zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut O2 dari organ pernapasan ke seluruh jaringan tubuh dan CO2 dari seluruh jaringan ke organ pernapasan, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke target organ dan mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh.
Jantung merupakan organ vital dalam sistem peredaran darah pada makhluk hidup. Tanpa adanya jantung yang senantiasa memompa darah maka proses peredaran darah tidak akan mungkin dapat berlangsung. Perbedaan jantung pada setiap hewan dapat dilihat dari jumlah ventrikel dan atriumnya. Otak adalah jaringan yang memliki peranan yang sangat penting dalam tubuh karena merupakan pusat koordinasi seluruh aktivitas dalam tubuh makhluk hidup. Secara garis besar otak terbagi atas otak muka, otak tengah, dan otak belakang.
Atas dasar inilah dilakukan praktikum mengenai sistem sirkulasi darah, kontraksi otot jantung, aksi integrasi saraf, dan fungsi otak untuk melihat secara langsung sistem peredaran darah pada arteri dan vena, respon jantung ketika diberikan perlakuan, dan pengaruh yang timbul ketika otak sebagai sistem saraf pusat dirusak.
Tujuan dan Kegunaan
A. Sistem Sirkulasi Darah
Tujuan dari praktikum mengenai sistem sirkulasi darah adalah untuk melihat sistem peredaran darah pada arteri dan vena pada katak.
Kegunaan parkatikum mengenai sistem sirkulasi darah adalah agar kita dapat membedakan sistem peredaran darah pada arteri dan vena.
B. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Tujuan dari praktikum mengenai rangsangan dan kontraksi jantung adalah untuk melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang diberikan.
Kegunaan praktikum mengenai rangsangan dan kontraksi jantung adalah agar kita mengetahui pengaruh berbagai rangsangan terhadap berbagai perlakuan yang diberikan.
C. Aksi Integrasi Saraf
Tujuan dari praktikum mengenai aksi integrasi saraf adalah untuk mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh dari pengaruh perlakuan yang diberikan.
Kegunaan dari praktikum mengenai aksi integrasi saraf adalah agar kita dapat mengetahui aksi integrasi saraf terhadap keseimbangan tubuh setelah diberikan perlakuan.



D. Fungsi Otak
Tujuan dari praktikum mengenai fungsi otak adalah untuk melihat bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.
Kegunaan dari praktikum mengenai fungsi otak adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.















TINJAUAN PUSTAKA
A. Aksi Integrasi Saraf
Saraf merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara terintegrasi sehingga mmungkinkan suatu makluk hidup dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua aktifitas organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasikan tingkah laku, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu bervariasi, susunan saraf merupakan organ yang paling awal mengalami deferensiasi pada masa embriogenesis; merupakan organ yang paling besar pada saat lahir. Selain morfologinya yang khusus, neuron dari susunan saraf merupakan struktur yang menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing & self regulating). Sifat yang unik dari neuron ini sebagian meruapakn ekspresi yang unik dari gen, dan sebagian lagi adalah akibat perkembangan dan pengalaman individu dari setiap mahluk hidup (Siregar, 1995).
Sistem saraf tersusun dari berbagai struktur khusus yang berfungsi untuk menerima, menyimpan dan menyebarkan informasi. Dengan demikian sistem saraf mengintegrasikan afinitas sistem saraf mengintegrasikan aktivitas berbagai sel, jaringan, dan organ, sehingga memungkinkan suatu organisme multiseluler yang kompleks berfungsi sebagai satu kesatuan unit pertumbuhan, perkembanga dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Untuk memahami bagaimana proses penerimaan, penyimpanan dan penyebaran implus pada sususnan saraf, diperlukan pemahaman mengenai biolistrik yang merupakan dasar dari pengetahuan kita tentang perubahan potensial yang dihasilkan oleh pergerakan ion melalui membran sel. Komunikasi antara satu neuron dengan neuron yang lainnya atau dengan otot dan kelenjar adalah melalui proses transmisi sinaptik (Synaptic transmission). Transmisi sinaptik terjadi sinaps dimana akson dari suatu neuron (sel presinaptik) akan berhubungan dengan dendrit, akson, dari suatu neuron lainnya, atau dengan otot serta kelenjar. (Anonima, 2009)
Sistem saraf tersusun dari satu alat komunikasi dan integrasi untuk organisme yang dicirikan oleh cepatnya reaksi dan lokalisasi yang tepat dari tempat kerjanya. Fungsinya didasarkan atas suatu infrastruktur selular sangat sempurna, hubungan bercabang, yang menghasilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan cepat, umumnya sistem saraf mengatur aktifitas alat-alat tubuh yang mengalami perubahan relatif cerpat; seperti pergerakan otot rangka, pergerakan otot polos pada alat pencernaan dan sekresi beberapa kelenjar. Contoh fungsi sistem saraf dalam mengatur dan mengkoordinasikan berbagai aktifitas dari fungsi tubuh adalah berhubungan sistem pencernaan dan sistem peredaran darah. Sistem pencernaan ternak tidak adaartinya jika tidak didampingi oleh sistem peredaran darah untuk menyerap dan mengedarkan berbagai zat makanan yang telah dicerna. Berbagai sistem tersebut bekerja sama tidak sembaragan. Waktu dan tempat dari satu perangkat kegiatan berhubungan erat dengan berbagai kegiatan lainnya. Beberapa kegiatan tubuh, sepertyi berjalan dan menguyah merupakan kegiatan yang disadari oleh individu hewan, sedangkan kegiatan lain pengaturan denyut jantung sekresi enzim dan gerakan pristaltik merupakan aktivitas yang tidak disadari (otonom). Semuanyan itu dikoordinasikan oleh sistem saraf sebagai jaringan khusus yang menghubungankan seluruh tubuh dan sebagian lain diatur oleh sistem hormonal yang menghubungi seluruh tubuh dan sebagian lain diatur oleh sistem hormonal sebagai sekresi kimia yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ke dalam peredaran darah. Jadi peran utama sistem saraf dalam kehidupan organisme adalah mengatur dan mengontrol berbagai aktivitas padfa berbagai organ dan seluruh tubuh hewan. Kontraksi otot, sekresi kelanjar, kerja ajntung, metabolisme dan masih banyak proses lain yang beroperasi dalam tubuh ternak yang dikontrol oleh sistem saraf, sistem saraf berhubungan dengan berbagai organ dan system, mengkoordinasikan semua aktivitas dan menjamin fisiologis organisme serta membantu dalam pemeliharaan kesaruan organisme dengan liungkungan (Sonjaya, 2008)
Sel mengkhususkan diri untuk menerima dan menstramisi rangaangan disebut neuron. Neuron merupakan unit fungsional dan struktur sistem saraf pada semua hewan multisel. Sistem saraf pusat terdiri dari 100 triliun sel saraf. Neuron mempunyai struktur dan ukuran yang saama, yaitu badan sel (cell body atau soma), dan juluran-juluran sitoplasma yang disebut neurit. Neurit ini terdiri dari akson (axon) dan dendrit, Seperti yang terlihat pada gambar 10. Struktur dan fungsi neuron dalam perkembangannya akan mengalami perubahan sesuai dengan poerkembangan fungsi sensorik dan motorik makhluk hidup. Pada janin bayi baru lahir bentuk neuron masih belum sempurna. Dengan berkembangnya fungsi sensorik dan motorik, struktur dan fungsi neuron juga akan mengalami perkembangan (Anonimc, 2009).
Gambar 10. Anatomi Neuron

Beberapa neuron pada sususnan saraf pusat tidak mempunyai akson, sehingga potensial lokal akan disebarkan dari satu dendrit dan dendrit lainnya. Dendrit yang menjulur keluar dari badan sel berfungsi untuk menghantar implus ke badan sel, sedangkan akson yang menjulur keluar dari badan sel melalui axon hollick berfungsi untuk menghantarkan implus yang bersal dari badan sel. Bagian awal dari akson disebut segmen awal (initial segment). Pada bagian ujung akson akan bercabang-cabang dan berakhir pada bongkol sinaptik. Sinaptik knobs ini mengandung granula atau vesikel yang berdisi neurotransmister. Pada perkembangannya akason dari neuron akan diselubungi oleh selubung mielin yang berfungsi untuk mempercepat penghantaran implus. Selubung mielin ini pada susunan saraf pusat dibentuk oleh oligodenrosit, yang merupakan bagian dari sel neurolia. Pada saraf ferifer selubung miel;in dibentuk dari sel schwan. Selubung mielin ini adalah proteo-lipid yang terdiri dari kholesterol, fosfolipidI, serebrosida, asam lemak dan protein. Komposisi kimiawi selubung mielin pada susunan saraf pusat dan saraf ferifer berbeda, hal ini kemungkinan disebabkan pula oleh struktur yang menyusunnya berbeda pula. Bagian dari akson yang tidak diselubungi oleh selubung mielin disebut nodus granvier (Gani, 1995).



Gambar 11. Motor neuron dengan selubung mielin





Selubung mielin mempunyai resistensi listrik yang tinggi sehingga berfungsi sebagai isolator listrik. Hanya pada nodus ranvier akfinitas listrik membran dapat terjadi, sehingga proses depolarisasi (konduksi implus) meloncat dari satu nodus ranvier ke nodus berikutnya. Penghantaran implus seperti ini disebut penghantaran loncaqt saltatoris yaitu implus meloncat dari nodus ke nodus berikutnya baik melalui cairan ekstrasel maupun melalui sarkoplasma. Konduksi saltatoris mempunyai beberapa keuntungan yaitu kecepatan penghantaran implus meningkat dan lebih hemat energi serta oleh karena depolarisasihanya terjadi pada nodus ranvier (Anonimc, 2009).
Jaringan saraf dalam otak dan sum-sum tulang belakang, disamping mempunyai sel-sel penunjang yang disebut neurogia. Sel-sel ini mempunyai penjuluran sitoplasma dan sel-sel itu bersama penjuluran-penjuluran kerangka penyangga yang sangat rapat tempat neuron itu bereada. Neuroglia diperkirakan memisahkan dan mengisolasikan neuron-neuron berdekatan sehingga rangsangan dapat berjalan dari neuron ke neuron dengan melewati sinaps, yang barier neuroglianya itu tidak sempurna. Sel-sel neurogia menyusun lebih dari seperdua volume otak, jadi lebih banyak dari jumlah neuron. Sel-sel neuroglia tidak menyebarkan implus listrik seperti halnya neuron. Karakteristik elektrofisiologi neuroglia berbeda dengan neuron. Selain tidak menyebarkan aksi potensial, membran potensialnya lebih tinggi dari neuron dan tergantung terutama pada konsentrasi ion K. Selain itu, sel-sel neuroglia berhubungan satu sama lainnya melalui hubungan resistensi yang rendah sehingga memungkinkan ion atau molekul kecil masuk ke luar dari satu sel ke sel lainnya. Neuron menghantar implus ke sel neuroglia dengan membuat depolarisasi membran sel neuroglia (Anonima, 2009).



Gamabr 12. Proses penyebaran implus oleh sel neuroglia

Sistem saraf tersusun dari berbagai struktur khusus yang berfungsi untuk menerima, menyimpan dan menyebarkan informasi. Dengan demikian sistem saraf mengintegrasikan aktifitas berbagai sel, jaringan dan organ, sehingga memungkinkan suatu organisme multiseluler yang kompleks berfungsi sebagai satu kesatuan unit pertumbuhan, perkembangan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Untuk memahami bagaimana proses penerimaan, penyimpanan dan penyebaran implus pada susunan saraf, diperlukan pemahaman mengenai biolistrik yang merupakan dasar dari pengetahuan kita tentang perubahan potensial yang dihasilkan oleh pergerakan ion melalui membran sel. Sinyal yang digunakan untuk memproses dan menyebarkan informasi adalah perubahan potensial yang dihasilkan oleh arus listrik yang terjadi pada permukaan membran sel saraf atau neuron. Arus listrik tersebut terjadi akibat pergerakan ion seperti Na, K, dan Cl yang terdapat dalam cairan ekstra sel dan intrasel. Terdapat dua jenis perubahan potensial membran yang dapat terjadi pada neuron. Untuk memahami potensial istirajat dan potensial aksi, perlu kita mengetahui dasar-dasar fisika dan kimia yang mendasaari distribusi ion pada kedua sisi membran dan hubungan antara distribusi ion tersebut dengan membran potensial. Pergerakan ion melalui membran dipengaruhi oleh perbedaan muatan listrik diantara kedua sisi membran disebut sebagaiu potensial difusi (Anonimb, 2009).

Gambar 13, Potensial aksi ion-ion 1
Pada gambar 13, dapat dilihat suatu model sel menjelaskan distribusi ion pada cairan ekstrasel dan ekstrasel. Konsentrasi ion Na, K dan Cl pada model ini sama dengan konsentrasi ion-ion tersebut pada sel saraf. Pada model ini volume cairan ekstrasel sangat besar dibandingkan volume cairan intrasel, sehingga pergerakan ion air masuk dan keluar dari sel tidak mempunyai pengaruh terhadap konsentrasi pada cairan ekstrasel. Jika ketiga keadaan tersebut Jika ketiga keadaan tersebut, yaitu netralisasi muatan listrik, keseimbangan osmotik dan permeabilitas selektif. Pada gambar 5 terlihat bahwa distribusi ion K dan Cl adalah berbaneding terbalik dengan konsentrasi ion K lebih besar di dalam sel sedangkan konsentrasi ion Cl lebih besar di luar sel. Dengan demikian ion K akan meninggalkan sel dan ion Cl masuk kedalam sel. Hal ini menyebabkan akumulasi ion negatif di dalam sel dan ion positif di luar sel. Perpindahan ion K keluar sel menyebabkan timbulnya gradien listrik yang arahnya berlawanan dengan garadien konsentrasi dan semakin lama semakin besar sesuai dengan semakin besarnya ion yang berpindah (Anonimb, 2009).

Gambar 14. Distribusi ion K dan Cl

Suatu rangsangan akan menyebabkan perubahan permeabilitas membran sel, yaitu membran menjadi permeabel terhadap ion Na sedangkan ion K akan menurun. Oleh karena kadar ion Na diluar sel lebioh besar dari pada di dalam sel, maka gradien konsentrasi mengarah ke dalam. Disamping itu keadaan pada saat ini masih berada dalam potensial keseimbangan kalium (K) sehingga gradien listrik arahnya ke dalam sel. Seperti pada gambar 6, dapat dilihat bahwa bagian dalam akan menkadsi lebih positif dan memban potensil menjadi kurang negatif dan menuju ke nilai nol. Jika








Gambar 15. Aksi potensial ion Na+ dan K+
Membran sel mengalami depolarisasi maka kenduktan ion Na, jika terjadi depolarisasi yang menyebabkan berkurangnya membran potensial, maka ini menyebabkan Na channel akan terbuka. Depolarisasi membran sel saraf akan menyebabkan konduktans membran sel untuk ion Na (gNa) akan meningkat akibat terbukanya Na channel. Konduktans membran terhadap ion Na mencerminkan permeabilitas membran terthadap ion Na. Masuknya ion Na melalui Na channel yang terbuka dan membran potensial mencapai keseimbangan potensial untuk ion (Anonimb, 2009).


Bagian-Bagian dari sistem saraf adalah sistem saraf pusat yang terdiri dari cerebrum dan medula spinalis, dan sistem saraf perifer yang terdiri dari nervus cranialis dan spinalis, serta sistem saraf autonom yang terdiri dari sistem simpatis dan parasimpatis. Berdasarkan pertimbangan fungsional, susunan saraf terdiri dari komponen somatik dan otonom. Bagian dari susunan saraf yang mengatur rekasi-reaksi tubuh yang bersifat involunter,. Seperti fungsi visera atau organ-organ dalam disebut susunan saraf otonom. Dinamakan susunan saraf otonom oleh karena dalam menjalankan fungsinya susunan saraf ini pada umumnya bersifat otonom. Walaupun demikian, definisi tersebut tidak mutlak, misalnya pada refleks yang juga bersifat involunter, tetapi refleks ini tidak melibatkan tapak jalan saraf otonom. Pembagian anatomis sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (central nervous system/CNS) dan sistem saraf tepi (peripheral nervous system/PNS). Sistem saraf pusat (CNS) termasuk didalamnya otak (cerebrum, cerebellum, pons, medulla oblongata) sedangkan sistem saraf tepi (PNS) Semua neuron/saraf yang tidak termasuk CNS seperti saraf yang keluar dari medulla spinalis. Dimana sistem saraf pusat (CNS) Berfungsi untuk mengintegrasi, memproses dan mengkoordinasi data sensoris dan perintah motoris sedangkan sistem saraf tepi (PNS) berfungsi menghantar informasi sensoris dan membawa perintah motoris ke jaringan/organ. Pembagian sistem saraf secara historis terdiri dari dua yaitu sel saraf (neuron) dan sel penyangga (neuroglia) (Siregar, 1995).

B. Sistem Sirkulasi Darah
Dalam proses kehidupan organisme, diperlukan makanan dan O2 untuk melaksanakan metabolisme di seluruh tubuh, dan dihasilkan sampah (sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi (bahan-bahan yang diperlukan tubuh), oksigen, dan sisa-sisa metabolisme oleh sistem transfortasi (sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah). Dalm sistem sirkulasi, hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan (Srikini, 2000).
Pada hewan tingkat tinggi terdapat 2 tipe sistem peredaran darah, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah terbuka adalah peredaran atau distribusi darah ke seluruh tubuh (ringan) yanmg tidak selalu melewati pembuluh darah. Kadang kala secara langsung menuju jaringan tubuh melalui pembuluh. Dalam sistem peredaran darah terbuka tidak dapat dibedakan antara darah dan cairan intersisal (cairan yang mengisi ruang antarsel) karena tercampur. Pada Daphina dan Crustacea, umumnya plasma darah tak berwarna dan mengandung sel ameboid dengan benda darah (korpuskula) yang bebas dalam plasma. Di dalam plasma darah terlarut suatu pigmen yang disebut hemosianin (pigmen respirasi) yang berguna untuk transportasi oksigen ke jaringan-jaringan (Siregar, 1995).
Sistem peredaran darah terbuka terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, sejumlah rongga yang disebut sinus, dan beberapa arteri. Jantung berbentuk sadel ataupun bentuk tabung terbungkus oleh pembungkus (perikardium). Jantung terletak di bagian tengah belakang dada dengan dinding otot yang tebal. Saluran arteri yang berasal dari jantung memiliki katup-katup (valve) pencegah darah masuk kembali ke jantung. Arteri-arteri tersebut adalah sebagai berikut (Anonimb, 2009) ;
1. Arteri optalmik (mata); terletak di median dorsal di atas lambung dan keluar menuju bagian muka (kemudian ke bawah bercabang0cabang menjadi dua)
2. Dua arteri antena ; terletak bersebelahan dengan arteri optalmik menuju ke bagian muka, kemudian bercabang-cabangke bawah. Arteri ini memberi darah ke daerah lambung, antena, alat ekskresi, otot, dan jaringan kepala lainnya.
3. Dua saluran arteri hati; meninggalkan jantung menuju kelenjar pencernaan dan berada di bawah arteri antena
4. Saluran arteri dorso abdominalis; menuju posterior dan berfungsi memberi darah ke dorsal ataupun abdomen.
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah ini, darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena. Pada pembicaraan peredaran darah tertutup dapat diambil contoh Annelida dan vertebrata. Annelida dan vertebrata telah memiliki perkembangan yang lebih maju dibandingkan dengan hewan-hewan lain. Demikian pula tentang sistem peredaran darahnya, yakni telah adanya sistem peredaran darah tetutup. Sebagai contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah yang melayang. Darah cacing tanah berwarna merah disebabkan oleh adanya hemoglobin yang larut dalam plasma darah (Anonimb, 2009).
Jantung dan saluran darahnya memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan karena kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah ventral kemudian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan tubuh. Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke janrtung (Srikini, 2000).
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam, yaitu sistem peredaran darah terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tetutup pada darah. Sistem peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredarandarah pada invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. Pada invertebrata tidak dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran. Sistem peeredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler dan darah. Jantung adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot yang kuat yang memiliki yang memiliki kontraksi yang ritmik (teratur)); biasa kita sebut detak atau denyut. Dengan kekuatan kontraksinya , jantung mampu mendorong dan meninggalkan jantung. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata. Perhatikanlah kedua macam pembuluh tersebut dengan pembedahan katak ataupun, ikan (Anonimb, 2009).

Gambar 16. Sistem sirkulasi
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri(nadi). Selanjutnya arteri bercabang-bercabang diseluruh jaringan tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali kejantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya , eritrosit vertebrata berbentuk oval dan berinti. Akan tetapi , eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkav dan tak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikatan O2 pada sistem pernapasan. Plasma darah berfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas (Siregar, 2000)
Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati (hepar) maka vena disebut vena porta hepar. Pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). Sistem peredarah getah bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dalam pengembalian plasma dari jaringan –jaringan. Untuk memahami sistem peredaran darah pada hewan vertebrata. Sistem peredaran pada katak terdiri atas: jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus venosus, kelanjar limfa. Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel-sel darah (korpuskula darah), yakni sel-sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping sel darah (trombosit). Jantung katak berbentuk bulat panjang dan terbungkus oleh selaput perikardium. Jantung katak terdiri dari (Anonimc, 2009):
1. sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya diseblah posterior
2. dua buah serambi, yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung.
Untuk mencegah berbaliknya aliran darah, diantara diantara vserambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan serambi kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubuh masuk kejantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini8 mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat iti, darah yang mengandung O2 yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2. Untuk selanjutnya darah, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriousus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringa tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh , darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (Venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung. Sementara itu darah yang miskin O2 dipompa keluar melewati arteri konus tubular (Syamsuri, 2000).
Pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena) saja. Vena mengumpulkan darah dari pembuluh kapiler di suatu sistem porta, yaitu suatu sistem porta yang terbagi menjadi anyaman-anyaman didalam alat tubuh yang lain sebelum kembali ke jantung. Barulah kemudian masuk kedalam vena yang vmenuju jantung. Sistem porta yang penting adalah: sistem porta hepar pada hati dan sistem porta pada renalis pada ginjal (Sonjaya,2008).


Gambar 17. Pertukaran cairan pada tingklat kapiler
Kecepatan aliran darah suatu organisme bergantung pada berbagai faktor seperti tekanan arteri sistole, keadaan aktivitas organisme viskositas darah. Kecepatan mengalirnya darah berkeitan terutama dengan jumlah luas penampang sayatan melintang pembuluh darah dari setiap sistem sirkulasi8. Setiap cairan pembuluh di dorong jantung harus terbagi antara cabang arteri secara berurutan, kemudian atriol dan kapiler-kapiler, ini melibatkan suatu perkembangan yang makin lama makin lambat melewati suatu volume pembuluh besar. Arteri adalah pembuluh yang keluar dari jantung menuju kapiler atau ruang hemocoele. Biasanya cairan di dalamnya kaya akan oksigen dan miskin akan karbondioksida, tetapi kadar gas-gas pembuluh tergantung pada tempat pertukaran gas. Arteri pulmoner mamalia dewasa mengandung sedikit oksigen., karena darah berada dalam perjalanan menuju membran perafasan, Dinding arteri besar yang keluar dari jantung vertebrata mengandung banyak sekali jaringan ikat. Kekuatan tiasp sistole ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan melebarkan agar dapat menampung darajh tersebut. Pada waktu sistole, kelenturan dinding bagian berikut dari arteri yang kemudian menjadi lebar. Esistensi arteri besar itu mengubah arus menjadi mantap dan tenang (Sonjaya, 2008).

Gambar 18. Tekanan dan volume darah disegmen sistem sirkulasi


C. Fungsi Otak
Secara garis besar otak hewan dewasa dibagi dalam 3 bagian, yaitu otak muka, otak tengah dan otak belakang. Otak muka terbagi dua yaitu telecephalon ( terdiori atas pleksus koroid, pallium, bulbus olfaktorius dan nuklei basal. Diencephalon terdiri atas talamus hipotalamus pleksus anterior dan epifisis. Otak belakang terdiri dari atas dua bagian yaitu meencephalon (sereblum) dan myelencephalon (medulla oblongata). Secara umum otak dibagi dalam 3 wilayah yaitu serebrum, sereblum dan batang otak. Batang otak, termasuk medulla danm pons, merupakan pusat unmtuk berbagai sistem kontrol yang penting misalnya pengaturan respirasi dan tekanan darah (Sonjaya, 2008).


Gambar 19. Otak
Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang baru dikdapatkan, terutama informasi yang mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu sesudah beberapa waktu tertentu hal-hal yang penting dari pengalaman sensoris tersebut akan tersimnpan dengan baik pada penyimpanan memori. Hal ini dapat menjelaskan menbgapa seseorang dapat mengigat kembali informasi yang telah dipelajari dengan mendalam lebih bnaik dibandingkan dengan seseorang yang mempelajari infoprmasi hanya secara superficial. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa seseorang yang dsalam kondisi mental yang baik dapat melakukan konsulidasi memori secara lebih baik divbandingkan orang yang mengalami kelainan mental (Siregar, 1995).
Medulla oblongata mempunyaiu fungsi sebagai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi, siklus jantung, kecepatan denyut jantung, derajat penyempitan pembuluh kapiler, serkresi saliva dan proses menelan. Berbagai implus yang datang dari sistem pernafasan dikoordinasikan dan dapat menghasilkan respon yang terkoordinasi berupa gerak ritmis. Neuron pada medulla juga peka terhadap CO2 pada darah yang sangat penting sdebagai sistem pernafasan. Daerah-daerah luas dari otak merupakan daerah penting untuk proses beberapa informasi sensoris, seperti penglihatan dan bunyi. Rasa penciuman yang merupakan hal penting bagi hewan terutama dengan lobus olfaktori di otak. Koordinasi gerakan hewan berhuibungan dengan serebllum, meskipun daerah-daerah lain di otak juga terlibat, termasuk sereblum. Korteks serebrum kurang penting di banding untuk manusia. Karnio yang mempunyai pola tingkah laku komplkeks mempunyai korteks cerebrum lebih besdar dibandingkan herbivora. Cerebrum mengandung wilayah besar yang disebut hipokampus yang penting untuk ingatan (Sonjaya, 2008).

Gambar 20. Otak Kecil (Serebllum).
Serebellum terletak di bagian anterior dari medulla merupakan bagian dari metencephalon. Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi motorik. Secara umumj cerebllum berfungsi untuk mengkoordinasi implus-implus dari kortekas dengan kontraksi otot. Serebllum sangat berkembang pada burung dan mamalia karena burung dan mamalia erupakan binatang yang aktif. Pada mamalia terdapat pons yang mempunyai nuklei yang dapat meneruskan implus dari serebllum (Anonimc,2009).

Gambar 21. Otak Tengah (mesecephalon).
Otak tengah berasal dari mesecephalon. Bagian terbesar dari otak tengah pada sebagian besar vertebrata adalah lubus optikus yang merupakan pusat penglihatan pada vertebrata tingkat rendah. Pada vertebrata tingkat tinggi pusat penglihatan berpindah ke talamus dsan serebnlum (visual korteks). Pada mamalia teredapat korpora kuadregemina. Pada mamalia yang mempunyai fungsi gerakan pada mata dan rekfleks dan pendengaran. Pada dasar otak tengah terdapat sebuah ganglion yang disebut red nukleus yang berfungsi dalam pengontrolan gerak dan kedudukan terutama untuk mencegah kontraksi yanbg berlebihan (Anonimd, 2009).



Gambar 22. Otak Muka (Diencephalon)
Diencephalon merupakan begian belakang otak muka yang mempunayi banyak bagian yang penting. Dinding dari bagian otak ini menebal dan membentuk talamus dan hipotalamus dibawahnya. Talamus merupakan pusat integrasi sensorik pada vertebrata rendah, untuk semua serabut saraf sensorik dari susm-sum tulang bgelakang dan medulla oblogata berakhir di bagian dorsal talamus, kecuali serabut pembau (offactorius tract). Talamus sangat penting dengan perkembangan pusat asosiasi pada serebvrum vertebrata tinggi karena perkembangan korteks, bagian tertentu dari talamus menjadfi tempat meneruskan implus pada daerah sensorik untuk diintegrasikan dan diasosiasikan. Hipotalamuis merupakan fungsi-fungsi yang penting seperti suhu tubuh, nafsu makan, lapar dan tingkah lakuy seksual. Hipotalamus juga mengontrol sekresi hormon hipofisa sehingga banyak mengatur kelenjar endokrin talamus. Hipotalamus merupakan pusat mengatur fungsi emosi seperti marah, senang, gusar dan lain-lain (Sonjaya, 2008).
Telencephalon berkembang dengan membesarnya bagian serebral (Cerebral hemisphere). Korteks serebral dibagi dalam darah sensori, daerah motorik dan daerah asosiasi. Daerah sensorik menerima implus dari beberapa reseptor. Reseptor ini dibagi lagi berdasarkan reseptor-reseptor tertentu dan tiap bagian dari daerah sensorik dan menerima implus dari reseptor tertentu. Daerah motorik mengirimkan implus ke otot kerangka melaui serabut saraf desendes pada sum-sum tulang belakang. Daerah motorik mempunayi bagian-bagian yang dapat mengirimkan implus ke efekto. Daerah asosiasi mempunayi fungsi untuk mengintergrasikan, mengkoordinasikan dan menyimpan informasi sebelum memutuskan untuk kedaerah motorik. Bvagian otak sebelah frontal sangat berkembang pada manusia sebagai tempat memori, imigrasi, imajinasi, berfikir dan intelengensia yang sangat penting dalam aspek yang tinggi dalam tingkah laku individu yang disebut kepribadian (personaliti). Fungsi dari serebral koteks adalah sebagai tempat intelensia atau aktivitas tin ggi pada otak. Fungsi ini dapat dibuktikan melalui percobaan pada hewan yang bagian korteknya dibuang (Sonjaya, 2008).


D. Rangsangan Dan Kontraksi Otot Jantung

Jantung merupakan organ berongga, berotot dan berbentuk kerucut (Gambar 15). Jantung terletak di antara paru-paru kiri dan akanan, di daerah yang disebut mediastinum, dibelakang badan sternum, dan pertiganya terletak di sisi kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut ini menghadap ke atas dan kekanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah, ke depan, dan kekiri. Puncak jantung biasanya terletak setinggi ruang interkostal kelima, sekitar 9 cm dari garis tengah. Ukuran jantung sekitar 12 cm dari basis ke puncak, dengan lebar sekitar 9 cm dan tebal sekitar 6 cm Jantung dipisahkan dari basis ke puncak oleh partisi oytot yang disebut septum. Dalam kondisi sehat, kedua sisi jantung tidak berhubungan. Masing-masing sisi dibagi lagi menjadi ruang atas dan ruang bawah. Ruang atas pada setiap sisi atrium berukuran lebih kecil merupakan kamar penerima, tempat tujuan aliran darah dari vena. Bilik bagian bawah (Ventrikel) merupakan kamar pemompa (discharging), tempat darah mulai di dorong ke dalam arteri. Setiap atriumj berhubungan dengan ventrikel sisi yang sama melalui suatu lubang yang dijaga oleh suatu katup yang disebut katup atrioventrikuler. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium) yang berperan penting dalam sirkulasi darah. Miokardium mempunyai ketebalan yang bervariasi, paling tebal pada ventrikel kiri, lebih btipis pada ventrikel kanan dan paling tyipis pada atrium. Jantung adalah sebuah pompa yang berfungsi mendorong darah ke dalam dan melalui arteri tetapi jantung kiri dan kanan berfungsi secara terpisah (Watson, 2002).
Posisi Dorsal

Posisi Lateral

Gambar 23. Jantung Manusia
Otot jantung berbeda dari otot skeletal, memiliki sifat mampu berkontraksi secara ritmik tanpa bergantung pada sup[lai saraf. Sistem saraf otonom dapat mengubah kecepatan denyut jantung, tetapi jantung dapat dilepas dari seekor binatang dan tetap berdenyut. Implus untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang terletak di dekat tempat masuk vena kava superior ke dalam atrium kiri yang merupakan pemacu jantung. Implus tasi kemudian berjalan melalui kedua atrium secara konsentaris ke nodus atrio ventrikuler yang terletak pada septum di dekat perbatasan atrium dan ventrikel. Setelah jeda singkat, implus menyebar ke bawah melalui berkas atrio-ventrikuler yang bercabang dua, satu cabang di ventrikel kiri. Cabang berkas ini emudian memecah menjadi serabut-serabut khusus yang disebut serabut purkinje. Dari sini keluar cabang-cabang yang berjalan di bawah endokardium ke semua bagian ventrikel. Nodus sinus-atrial memiliki irama paling cepat, sekitar 70-74 denyut permenit dan frekuensi ini mempengaruhi daerah konduksi yang lain. Ventrikel dapat berkontraksi terpisah dari atrium bila mekanisme konduksi mengalami kelainan, tetapi frekuensinya jauh lebih rendah sekitar 40 denyut per menit. Kondisi ini dikenal sebagai blok jantung danb keadaan bisa nejadi gawat karena jaringan akan kekurangan suplai darah. Pada kasus lain. Implus disampaikan melaui berkas antrioventrikuler, tetapi hanya sebagian, sehingga ventrikel berkontraksi sekali untuk setiap 2-4 kontraksi atrioum. Kondisi ini disebut blok jantung parsial (Watson, 2003).

Gambar 24. Mekanisme Kontraksi Jantung

Potensial aksi sarkolema bertanggung jawab terhadap eksitasi pada otot-otot jantung seperti halnya pada otot kerangka. Telah dibuktikan pada bagian dari otot jantung yang diisolasi memperlihatkan kontraksi spontan. Peranan dan sistem penyaluran implus sangat besar terhadap aktivitas spontan. Potensial aksi jantung adalah betulk-betul sangat lama. Siklus kontraksi otot jantung adalah lebih lama dari pada yang terjadi pada otot kerangka. Pada ventrikel jantung katak lebih lama kontraksinya proporsional dengan lama potensial aksi. Jantung katak dapat disamakan dengan otot interverterata yaitu otot remis. Miokardium mamalia lebih menyerupai otot kerangka cepat. Proses-proses rangkaian eksitasi-eksitasi kontraksi dan kontraksi itu sendiri tampaknya sama antara otot jantung dan otot kerangka. Pada katak kandungan organik otot jantung sama dengan kandungan anorganik otot kerangka. Aktivitas otot jantung katak dalam berkontraksi memerlukan waktu bebrapa milisekon, karena itu ada sesuatu penundaan atau periode laten antara aplikasi stimulus dan permulaan perbuatan jembatan silang memendeknya unsur kontraktil. Pengaruh pertama adalah merenggangkan komponen-komponen elastis di dalam otot, termasuk daerah engsel molekul miosin, jaringan ikat dan tendon. Tegangan timbul dalam periode kontraksi ini otot dapat memendek. Tegangan berkurang dalam periode reaksasi yang berlangsung lebih lama. Serabut otot akan dapat diaktifkan oleh suatu implus saraf tunggal, tetapi mungkin dibutuhkan beruntun yang epat. Implus pertama mencetuskan suatu perubahan yang menjadi landasan bagi perubahan berikutnya jika implus datang sebelum efek implus pertam itu hilang. Implus pertama disebut dikatakan memudahkan aktivitas (Sonjaya, 2008).
Sistem peredaran katak termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung katak terbagi tiga ruangan, yaitu serambi kiri dan kanan serta satu bilik. Darah dari seluiruh tubuh yang telah banyak mengambil karbondioksida dari jaringan mengalir ke sinus venosus dan masuk ke serambi kiri masuk ke serambi kanan.


Gambar 25. Jantung Katak


Dari serambi kanan darah mengalir ke bilik, kemudian darah dipompa keluar melaui arteri pulmonalis. Selanjutnya, darah mengalir melalui; arteri vulmonalis→paru-paru(diparu-paru terjadi pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen)→Vena pulmonaris→serambi kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut peredran darah kecil. Kemudian, darah masuk bilik dan mengalir melaui; bilik→konus arteriosus→aorta ventralis→seluruh tubuh. Di dalam bilik jantung, darah kotor(banyak kandungan CO2) dari serambi kanan bercampur dengan darah bersih (kaya oksigen) dari serambi kiri. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi suplay oksigen. Dengan demikian peredaran katak merupakan peredaran darah ganda, yaitu pertama, darah dari jantung menuju paru-paru kemudian ke jantung lagi, dan kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh lagi (Anonime, 2009).

Gambar 26. Sistem Kontraksi Jantung Katak

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Darah VI (Sistem Sirkulasi Darah, Kontraksi Jantung, Peredaran Darah Perifer) dan Praktikum X (Fungsi Otak dan Integrasi Saraf) dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 04 April 2009 pukul 14.00 WITA – sampai selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Praktikum

Alat yang digunakan pada Praktikum Darah sistem sirkulasi darah, kontraksi jantung, peredaran darah perifer VI & X ini adalah mikroskop, papan preparat, jarum pentul, scalpel, gunting bedah, benang, pipet, dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan pada Praktikum Darah VI & X ini adalah katak hijau, air panas, air dingin, dan larutan NaCl 0,9% atau larutan ringer.
Metode Praktikum

A. Aksi Integrasi Saraf

 Gerakan Reflek Dan Rangsangan Terhadap Katak Normal
Mengamati reaksi berikut pada katak normal:



a. Respon Mekanik.
Memberikan rangsangan kepada katak dengan melakukan jepitan pada kulit katak dengan menggunakan pinset, lalu mencatat apakah da respon atau tidak yang terjad.
b. Sikap Badan.
Pada sikap badan, papan preparat kita miringkan ke kanan, kekiri, condongkan ke depan, dan ke belakang. Apakah ada respon yang diberikan oleh katak.
c. Kemampuan Berenang.
Katak kita masukkan ke dalam baskom atau ember berisi air apakah katak tersebut dapat berenang dalam keadaan tubuh yang normal.
d. Frekwensi Nafas
Kita menghitung jumlah desah nafas dari katak selama 1 menit dengan melihat gerakan kulit di bawah rahang bawahnya.
 Hambatan terhadap reflek-reflek pada katak normal.
Mengikat kaki katak dengan tali erat-erat pada masing-masing kedua kaki depan katak yang dipakai pada praktek gerakan refleks dan rangsangan terhadap katak. Mengulangi prosedur pada gerakan refleks dan rangsangan terhadap katak.
 Katak spinal
Merusak otak katak yang telah digunakan pada percobaan sebelumnya.
 Reflek-Reflek Sederhana
a. Menggantungkan katak yang dipakai pada katak spinal melalui rahang bawahnya.
b. Mencubit sedang-sedang, salah satu jari kakinya dengan penjepit.
c. Jika sudah kembali tenang, mengulangi dengan lebih kuat
d. Jika reaksinya terjadi pada sebelah badan yang sama disebut homolateral.
e. Jika reaksinya terjadi pada sebelah badan yang berlawanan disebut vontralateral.
B. Sistem Sirkulasi Darah

Katak yang telah diikat dan menusukkan jarum pentul pada jari-jarinya di papan preparat kita mengamati sistem peredaran darahnya melaui bawah mikroskop. Mengamati bentuk dan ciri-ciri vena dan arteri. Menggambar apa yang diamati di bawah mikroskop.
C. Fungsi Otak

- Aktivitas Tubuh Katak Normal
Mengamati reaksi-reaksi berikut pada katak normal:
1. Sikap badan (posture)
2. Gerakan-gerakan spontan.
3. Keseimbangan badan (reflek bangkit).
4. kemampuan berenang.
5. Frekwensi napas (amati gerakan-gerakan bagian dasar mulut).
- Decerebrasi
Dengan scalpel runcing yang tajam, memotong dengan cepat otaknya melintang menurut suatu garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari kedua gendang telinga (membrane tymphani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata. Menunggu 10-15 menit agar katak bebas dari keadaan shock, kemudian mencatat reaksi-reaksi seperti pada aktivitas tubuh normal.
- Katak spinal
Merusakkan cerebrum dan medulla oblongata dengan memasukkan kawat penusuk otak kira-kira 3/4 cm. Kebelakang dari tempat pemotongan terakhir. Memutar kawat untuk merusak tenunan sarafnya. Memberikan waktu untuk kembali shock dan mencatat reaksi-reaksinya.
D. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung.

 Urutan Rangsangan dan Kontraksi Jantung
Merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale. Meletakkan katak pada punggungnya dan fiksasi pada papan katak dengan jarum pentul. Membuka dadanya hingga terlihat jantungnya.
• Mengitung frekwensi denyut jantung permenit.
• Membuka pericardium dan pelajari bagian-bagian jantung.
Memperhatikan urutan gerak kontraksi jantung tersebut. Membasahi selalu dengan larutan NaCl 0,6% atau larutan ringer.
• Menghubungkan apex jantung dengan kimograf. Hitung frekwensinya permenit.
• Dengan taju logam merangsang jantung dengan suhu panas dan dingin.
 Ikatan-Ikatan Stanius
1. Pada jantung yang sama, membuat ikatan longgar dengan benang antara sinus venosus dan atrium (ikatan Stanius I) dan peratikan kontraksinya. Mengikat longgar pula pada bagian antara atrium dan ventrikel (ikatan Stanius II).
2. Menghitung frekwensinya per menit, jangan lupa membasahi dengan NaCl 0,6% atau larutan ringer. Mengikat mati ikatan stanius I, memeprhatikan akibatnya. Menunggu beberapa saat sampai ada reaksi yang timbul. Apakah senus vinosus ikut berkontraksi?
3. Setelah beberapa saat (percobaan Ikatan Stanius I berhasil) mengikat mati Stanius II.
4. Memperhatikan sekarang urutran gerak dari kontraksi jantung dan menca
















HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf.

Berdasarkan hasil praktikum tentang Aksi Integrasi Saraf, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Praktikum Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf
Perlakuan Normal Spinal
Papan dimiringkan ke kiri +++ ---
Papan dimiringkan ke kiri +++ ---
Papan dimiringkan ke kiri +++ ---
Papan dimiringkan ke kiri +++ ---
Papan diturunkan +++ ---
Papan dinaikkan +++ ---
Papan ditusuk jarum +++ +
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa katak yang normal sewaktu diberikan perlakuan sangat merespon, tetapi ketika papan diturunkan atau diletakkan di atas meja, katak ini melompat dan ketika papan ditusuk jarum, katak juga merespon. Sedangkan setelah di spinal, katak ini kurang merespon perlakuan yang diberikan hal ini disebabkan karena katak kehilangan keseimbangan setelah dispinal, sehingga setiap perlakuakn yang diberikan kurang merespon atau kurang bergerak dan pada saat diturunkan atau papannya didiamkan, katak tidak memberi respon. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2008), yang menyatakan bahwa rusaknya otak akan mempengaruhi aktivitas, terutama pusat keseimbangan akan hilang, sebaliknya otak yang normal atau sehat akan mampu menghadapi guncangan-guncangan dari luar atau dari lingkungan.
Gerak sadar adalah gerak yang dilakukan di bawah kesadaran kita. Sepri berjalan, berlari, mengunyah sedangkan gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari, terjadi begitu saja dan dalam waktu yang cepat. Sel saraf berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu neuron sensorik, menerma rangsang darin reseptor-reseptor pada kulit, alat indera dan reseptor lain, serta menyalurkan impluls dari ujung reseptor menunju badan sel. Neuron motorik, menerima rangsangan dari saraf sensorik sevara langsung atau melalui onterneuron. Dan neuron konektor yang merupakan sel saraf berkutub banyak dan mempunyai banyak dendrite dan akson (Sonjaya, 2008).


Gambar 27. Sel Saraf dan Bagian-Bagiannya (Sonjaya, 2008)



Keterangan:
1. Dendrit merupakan bagian dari neuron yang khusus menerima rangsangan baik dari lingkungan meupun dari sel lain.
2. Akson untuk membagi dan menghantarkan rangsangan menjauhi dendrite.
3. Badan sel untuk memlihara metabolisme dan pertumbuhan saraf.
4. Telodendrion merupakan alat distribusi.















B. Sistem Sirkulasi Darah

Berdasarkan hasil praktikum tentang Sistem Sirkulasi Darah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 28. Hasil Praktikum Peredaran Darah Perifer.
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

1 2 Keterangan :

1. Arteri (Merah cerah)
2. Vena (Merah gelap)





Preparat : Selapu Renang pada Katak
Pembesaran : 40 x
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009.
Berdasarkan hasil praktikum terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2009), yang menyatakan bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai cirri-ciri yaitu ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya labih terang.
Selain pembuluh darah arteri, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1997), yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena selalu berkurang dan besar bila dibandingkan dengan arteri, jumlahnya lebih dari areteri dan merupakan darah yang miskin oksigen dan kaya CO2.
Peredaran darah tertutup merupakan suatu sistem peredaran darah dimana darah beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah dari arteri ke vena melalui kapiler dan tidak berhubungan langsung dengan sel jaringan, tetapi dapat menembus dinding kapiler ke cairan jaringan lalu ke sel jaringan. Cirri-cirinya yaitu ada pemindahan fungsi dari masing-masing alat tubuh yang termasuk sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah arteri merupakan resevtor, tekanan yang dapat medukung darah menuju kapiler, dinding kapiler sangat tipis, sehingga memungkinkan pemindahan zat dari kapiler dan jaringan, tekanan darah di kapiler tertentu cukup tingi yang memungkinkan terjadi proses ultrafiltrasi ginjal. Terdapat sistem limpa yang sangat penting untuk mengembalikan cairan diruang antara sel ke pembuluh darah. Sedangkan peredaran darah terbuka yaitu suatu sistem simana darah yang dipompa oleh jantung kemudian beredar melalui rangkaian pembuluh darah arteri menuju ke ruang akibatnya pengambilan O2 berjalan lambat dan jumlahnya maksimum (Watson, 2003).
C. Fungsi Otak

Berdasarkan hasil praktikum tentang Fungsi Otak, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Praktikum Fungsi Otak
Perlakuan Normal Decerebrasi Spinal
Sikap Badan + + +
Gerakan Spontan + - +
Keseimbangan Badan + - +
Kemampuan Berenang + + +
Frekwensi Nafas 138 56 110
Sumber: Data Hasil Prkatikum Fisiologi Ternak Dasar, 2009
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa katak yang normal lebih banyak memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan, sedangkan katak yang didecerebrasi dan di spinal kurang memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan. Hal ini dapat disebabkan karena otaknya masih berfungsi dengan baik sebagai pusat koordinasi dan dapat juga disebabkan karena katak tersebut adalah katak yang aktif, sedangkan katak yang didecerebrasi dan di spinal otaknya sudah tidak berfungsi secara normal karena adanya pemotongan otak dan pengrusakan cerebellum dan medulla oblongata. Dimana cerebellum ini berfungsi sebagai pusat keseimbagan dan koordinasi motorik, sedangkan medulla oblongata sebagtai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi dan sirkulasi jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2009), yang menyatakan bahwa kerusakan cerebellum dan medulla oblongata pada hewan dapat menyebabakan hewan tersebut tidak aktif lagi.
Otak dibagi atas tiga bagian yaitu otak muka, otak tengah, dan otak belakang. Otak muka terbagi atas diencephalon yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, nafsu makan, lapar, dan tingkah lauku seksual, sedangkan telecephalon berfungsi sebagai tempat intelegensia dan aktivitas tingkat tinggi pada otak. Otak tengah berasal dari mesecephalon yang berfungsi pada pengontrolan gerak dan kedudukan terutama untuk mecegah kontraksi yang berlebihan. Otak belakang terdiri dari medulla oblongata yang befungsi sebagai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi , siklus jantung, kecepan denyut jantung, derajat pemyempitan pembuluh darah kapiler, sekresi saliva, dan proses menelan, sedangkan cerebellum berfungsi sebagai pusat keseimbangan, koordinasi motorik, koordinasi impuls-impuls dari korteks dengan kontraksi otot (Siregar, 1995)
Terdapat dua factor yang mempengaruhi kecapatan rambatan suatu impuls yaitu selaput myelin dn diameter serabut saraf. Myelin pada akson mengandung lemak dan membungkus akson tidak secara kontinyu. Pada akson yang mempunyai myelin terjadi lompatan potensial kerja dari ruas ke ruas lkain (Watson, 2002).




D. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

Berdasarkan hasil praktikum tentang Fungsi Otak, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Praktikum Fungsi Otak
klmpk Normal Air Stanus I Stanus II
Panas Dingin Longgar Ketat Longgar Ketat
I 96,00 91,00 58,00 60,00 75,00 70,00 85,00
II 50,00 52,00 67,00 73,00 55,00 76,00 64,00
III 42,00 28,00 22,00 24,00 21,00 20,00 20,00
VI 85,00 65,00 71,00 61,00 83,00 60,00 86,00
V 68,00 54,00 71,00 47,00 41,00 63,00 56,00
Jumlah 341,00 290,00 289,00 265,00 275,00 289,00 319,00
rata-Rata 68,00 58,00 58,00 53,00 55,00 58,00 64,00
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2009.
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh hasil yaitu bahwa rata-rata denyut jantung katak pada keadaan normal 68,00 kali/menit, tetapi setelah pericardium dibuka maka denyut jantung menurun dengan rata-rata 58 kali/menit. Hal ini disebabkan oleh gangguan dari luar misalnya keterlambatan pemberian NaCl 0,9%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Watson (2000), yang menyatakan bahwa pericardium merupakan otot jantung yang membungkus jantung sebagai kantung longgar sehingga bila tidak ada pericardium maka dapat meningkatkan frekuwensi denyut jantung. Denyut jantung pada stanius I saat diikat longgar rata-rata 60,00 kali/menit dan pada saat diikat kuat denyut jantung mengalami peningkatan yaitu rata-rata 55,67 kali/menit. Hal ini terjadi karena ikatan longgar lebih lama dalam menghalangi terjadinya peredaran darah sehingga frekwensinya lebih besar sehingga bias isebut output jantung, dimana output jantung merupakan sejumlah darah yang dipompa per unit waktu tergantung pada frekwensi denyut jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2008), yang menyatakan bahwa output jantung merupakan julah darah dipompa per unit waktu yang dipengaruhi oleh factor volume adanya jantung lebih besar dalam peningkatan output jantung.
Pada ikatan Stanius II denyut jantung pada saar diikat longgar rata-ratanya adalah 58,00 kali/menit sedangkan pada saar diikat kuat denyut jantungnya rata-rata 65,00 kali/menit. Ini disebabkan karena adanya peredaran ruang darah jantung yang mempunyai cirri-ciri dan fungsi yang berbeda dalam peredarannya dalam jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sorjono (1998), yang menyatakan ruang jantung terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri (pada manusia) sedangkan pada katak terdiri dari 3 ruang yaitu ventrikel dan atrum kanan dan atrium kiri.
Jantung pada manusia berbeda dengan jantung pada katak yaitu jantung katak terdiri dari 2 atrium dan satu ventrikel sedangkan pada manusia mamiliki 2 vnetrikel dan 2 atrium. Pada katak atrium kiri menerima oksigen dari paru-paru dan atrium kanan menerima darah dari system sirkulasi. Umumnya meskipun terdapat satu ventrikel katak mengalirkan darah yang kaya karbohidrat ke dalam sirkulasi paru-paru. Hal ini sesuai dengan pendapat Chusid (1993), bahwa Jantung berperan dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh oleh karena itu jantung disebut sebagai alat peredaran darah. Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya rangsangan yang diterima oleh saraf. Serabut saraf mencapai setiap saraf otot. Saraf otot berkontraksi karena adanya aksi potensial yang ditimbulkan oleh adanya pertambahan neuron hormone yang dikeluarkan oleh otot dan plate bila rangsangan dan akan mencapai nilai-nilai maximal. Karena serat otot itu tunduk pada hokum All or one yang bermakna sekali berkontraksi atau tidak sama sekali.
Beberapa sifat-sifat jantung yaitu eksitabilitas adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar merupakan kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, daya kontraksi merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut denga sendirinya tanpa ada impulas yang dating dari luar jantung, hokum starling pada jantung yaitu otot tidak berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak cukup kuat, tetapi akan berkontraksi secara maksimum jika kekuatan rangsangan cukup kuat, aksi vagus jantung yaitu saraf vagus jantung akan menghambat gerakan jantung akan diimbangi dengan saraf simpatetik yang memercepat denyut jantung, jantung mempunyai periode refrakter yang lama, periode refrakter adalah saat yang menunjukkan bahwa jaringan hidup kehilangan sifat eksitabilitas untuk sementara, jadi pada saat itu jaringan tersebut tidak memberikan respon bila dirangsang. Selain itu, jantung berfungsi untuk memompakan darah keseluruh jaringan tubuh (Ganong, 1993).
Mekanisme kontraksi jantung dimulai dengan simpul sinoatrium yaitu suatu simpul yang terdiri atas otot jantung khusus yang terletak dalam bagian dinding atrium kanan tempat sinus venosus digabung. Impuls-impuls ini menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke simpul serabut purki lainnya, yaiotu simpul atrioventrikel dan denyut jantung juga diatur oleh sistem saraf otonom (Chusid, 1993).



Gambar 29. Jantung dan Bagian-bagiannya (Sonjaya, 2009)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Aksi Integrasi Saraf
Pada praktikum ini diperoleh hasil bahwa katak yang normal sewaktu diberi perlakuan dapat merespon dengan baik, tetapi ketika papan diberi perlakuan kurang merespon, dimana papan diturunkan dan ditusuk jarum, katak memberi respon sedangkan setelah di spinal katak kurang memberi respon terhadap berbagai perlakuan yang diberikan.
b. Sistem Sirkulasi Darah
Pada pengamatan di bawah mikroskop dengan menggunakan preparat katak, terlihat pembuluh darah arteri yang bentuknya kecil dan pembuluh darah vena yang bentuknya besar.
c. Fungsi Otak
Pada praktikum ini diperoleh hasil bahwa katak yang normal lebih banyak memberi respon terhadap perlakuan yang diberikan sedangakan katak yang didecerebrasi dan di spinal kurang memberi respon terhadap berbagai perlakuan yang diberikan.


d. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Pada praktikum ini diperoleh hasil bahwa rata-rata kontraksi jantung normal yaitu 68,00 setelah perikardium dibuka yaitu 87 kali/menit. Sedangkan pada ikatan stanius I pada ikatan longgar yaitu 75,67 dan pada ikatan kuat 77,67 kali/menit. Pada ikatan stanius II pada ikatan kuat rata-ratanya adalah 82,67 kali/menit sedangkan pada ikatan longgar rata-rantanya adalah 79,67 kali/menit.
Saran
Sebaiknya alat-alat dan bahan-bahan di labortorium yang rusak sebaiknya diganti dengan yang baru agar praktikum dapat berjalan lancar.
Sebaiknya asisten lebih disiplin lagi dalam membimbing praktikan selain itu juga keramahan hati para asisten tetap dipertahankan.










DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2009. Aksi Integrasi Saraf. Http;//wikipedia.org/wiki/item Aksi Integrasi Saraf /08-04-2009/html

_______b, 2009. Implus Saraf. Http;//tedbio.Multiply.com/journal/item /Implus Saraf/08-04-2009/html

_______c, 2009, Bahan Ajar Fisiologi Keperawatan,. Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar

_______d, 2008. Fungsi Otak. Http;//www.geocityes.com/mitra_sejati.html

_______d, 2009. Sambungan saraf otot. Http;//www.geocityes.com/mitra_sejati.html

_______e, 2009. Kontraksi Otot . Http;//tedbio. Multiply. Com /journal/ item/ Kontraksi Otot/08-04-2009/html.

Chusid. 1993. Neuro Fisiologi. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.

Gani. 1993. Fisiologi_edisi kelima. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.

Ganong. 1993. Anatomi dan Fisiologi Keperawatan_edisi ketujuh. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.

Guyton. 1991. Lingkungan Ternak-Integrated Curriculum. Clinical Pathology Department Medical Faculty-Universitas Hasanuddin:Makassar.

Siregar. 1995. Ilmu Fisiologi-Integrated Curriculum. Clinical Pathology Department Medical Faculty-Universitas Hasanuddin:Makassar.

Srikini. 2000. Biologi SMU. Erlangga. Jakarta.
Sonjaya, Herry. 2006. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-Universitas Hasanuddin:Makassar

Sonjaya, Herry. 2008. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-Universitas Hasanuddin:Makassar

______, Herry. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakuiltas Peternakan-Universitas Hasanuddin:Makassar

Syamsuri. 2000. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Widya Medika. Jakarta.

Watson, R. 2000. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. ECG. Jakarta.

_______. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.

_______. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke dua. ECG. Jakarta.

_______. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk perawat_edisi ke tiga. ECG. Jakarta.

1 komentar:

  1. thankz brow.....
    klo perlu posting smua laporan yang diketik komputer ke blogmu....
    key....
    keep posting man....

    BalasHapus